Laman

Sabtu, 11 Desember 2010

puisi cinta anak metematika

Saat aku bersua dengan eksponen jiwamu,

sinus kosinus hatiku bergetar
Membelah rasa

Diagonal-diagonal ruang hatimu

bersentuhan dengan diagonal-diagonal bidang hatiku

Jika aku adalah akar-akar persamaan

x1 dan x2
maka engkaulah persamaan dengan akar-akar
2×1 dan 2×2

Aku ini binatang jalang

Dari himpunan yang kosong
Kaulah integrasi belahan jiwaku
Kaulah kodomain dari fungsi hatiku

Kemana harus kucari modulus vektor hatimu?

Dengan besaran apakah harus kunyatakan cintaku?

kulihat variabel dimatamu

Matamu bagaikan 2 elipsoid
hidungmu bagaikan asimptot-asimptot hiperbola
kulihat grafik cosinus dimulutmu

modus ponen…. podue tollens….

entah dengan modus apa kusingkap
logika hatimu…..
Beribu-ribu matriks ordo 2×2 kutempuh
Bagaimana kuungkap adjoinku padamu

kujalani tiap barisan geometri yang tak hingga jumlahnya

tiap barisan aritmatika yang tak terhitung…

Akhirnya kutemui determinan matriks hatimu

Tepat saat jarum panjang dan pendek
berimpit pada pukul 10.54 6/11




Puisi Cinta Anak Kedokteran :

Hari itu, ketika tubuhku pada metabolisme nya
yang terendah…

Mataku berakomodasi tak percaya….

Benarkah yang tertangkap oleh nervi optici-ku??

Dalam sms mu…

Katamu, akulah nukleus kehidupanmu…
Katamu, jika kau flagelatta, maka akulah ATP…
Katamu, jika kau inflamasi, akulah prostaglandin…

Sadarkah kau??

Kau berhasil membuatku mengalami hipertensi
fisiologis dan tachycardi
Perintahkan membrana tympani mu mendengar
seluruh discuss vertebralis ku berkata…

“Setiap cardiac outputku membutuhkan

pacemaker darimu.
Setiap detail gerakan glossus mu merangsang
saraf simpatisku.”

“Ucapan selamat malammu laksana diazepam…

Ucapan “jangan menangis, sayang”mu bagaikan
valium bagiku…
Dan ketika kau pergi…terasa bagaikan
imunosupresi untukku…”

Nambahin dikit : cinta seperti siklus modulus…. cinta yg maksimal dengan kosong alias ga cinta sama sekali, tipis bangat bedanya… lebih tipis dari kancutkering….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar